Nama : Fetra Suseno
NPM : 14114189
Kelas : 4KA39
Audit dalam sistem informasi adalah proses pengumpuan dan
penilaian bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer dapat mengamankan
aset, memelihara intregitas data, dapat mendorong pencapaian tujuan organisasi
secara efektif dan menggunakan sumberdaya secara efisien.
Audit juga dapat diartikan dengan pemeriksaan dalam arti luas,
yaitu mengevaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk.
Audit mengevaluasi terhadap :
1. Produk.
2. Organisasi.
3. Sistem.
Audit terhadap Produk :
Audit terhadap produk adalah dengan memeriksa barang atau produk yang
telah disediakan oleh perusahaan agar dapat menyeimbang laporan hasil dari
penjualan.
Audit terhadap Organisasi :
Menurut Weber (1999) terdapat beberapa alasan mendasar mengapa
organisasi perlu melakukan audit sebagai evaluasi dan pengendalian terhadap
sistem yang digunakan oleh organisasi :
- Pencegahan terhadap biaya organisasi untuk data yang hilang.
- Pengambilan keputusan yang tidak sesuai.
- Penyalahgunaan komputer.
- Nilai dari perangkat keras komputer, perangkat lunak dan personel.
- Biaya yang tinggi untuk kerusakan komputer.
- Kerahasiaan.
- Pengontrolan penggunaan komputer.
Audit terhadap Sistem :
Type audit yang digunakan auditor pada proses pengembangan sistem ialah
:
- Concurrent audit, auditor sebagai bagian dari team pengembangan sistem,
auditor terlihat sebagai team untuk meningkatkan kualitas sistem yang sedang
dikembangkan.
- Postimplementation audit, auditor membantu organisas untuk mempelajari
aplikasi sistem yang sedang dijalankan, auditor dapat melakukan evaluasi apakah
sistem yang ada perlu dibuang, dilanjutkan atau dimodifikasi.
- General review of information systems auditor, auditor melakukan
evaluasi terhadap pengembangan sistem secara keseluruhan, auditor menentukan
apakah mereka dapat perlunya mengurangi pengecekan data.
Tujuan Audit :
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat
atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
prinsip-prinsip akutansi yang berlaku umum.
Tujuan audit secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kelengkapan (Completeness) untuk meyakinkan bahwa seluruh transaksi telah dicatat atau ada dalam jurnal
secara aktual telah dimasukan.
Ketepatan (Accurancy) untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan yang ada telah dicatat
berdasarkan jumlah yang benar, perhitungan yang benar, diklasifikasikan, dan
dicatat dengan tepat.
Eksistensi (Exitence) untuk memastikan semua harta dan kewajiban yang tercatat memiliki eksistensi
keterjadian pada tanggal tertentu, jadi transaksi tercatat tersebut harus
benar-benar telah terjadi dan tidak fiktif.
Penilaian (Valuation) untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum telah
diterapkan dengan benar.
Klasifikasi (Classification) untuk memastikan bahwa transaksi yang dicantumkan dalam jurnal
diklasifikasikan dengan tepat. Jika terkait dengan saldo maka angka-angka yang
dimasukan di daftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat.
Ketepatan (Accurancy) untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat pada tanggal yang benar,
rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar. Serta
penjumlahan saldo sudah dilakukan dengan tepat.
Pisah Batas (Cut -Off) untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dekat dengan tanggal neraca
dicatat dalam periode yang tepat. Transaksi yang mungkin sekali salah saji
adalah transaksi yang dicatat mendekati akhir suatu peride akuntansi.
Pengungkapan (Disclosure) untuk meyakinkan bahwa saldo akun dan persyaratan pengungkapan yang berkaitan
telah disajikan dengan wajar dalam laporan keuangan dan dijelaskan dengan wajar
dalam isi dan catatan kaki laporan tersebut.
Tujuan dari Audit Sistem Informasi :
Proses audit sistem informasi dilakukan dengan tujuan akan tercapainya
perbaikan atau peningkatan kinerja terkait dengan keamanan asset, integritas
data serta efektifitas dan efisiensi penggunaan sistem.
Beberapa objek yang menjadi tujuan audit adalah meliputi :
- Objek perlindungan aset (Asset Safeguerding Objectives) Aset Sistem Informasi didalam organisasi adalah HW,SW,fasilitas,user(knowlage),file
data,dokumentasi sistem dan persedian barang. Sebaiknya semua aset harus
dilindungi oleh sistem pengendalian internal.
- Objek Integritas data (Data Integrity Objectives) Integrity data ialah
konsep dasar didalam audit SI. Data terdiri dari atribut-atribut yang berisi : Kelengkapan, dapat
dipercaya, bersih dan benar. Jika integritas data tidak dipelihara, maka
organisasi tidak akan mendapatkan representasi data yang benar untuk suatu
aktifitas, akibatnya organisasi tidak dapat berkompetisi.
- Objek Efektifitas sistem (System Effectiveness Objectives) Audit evektifitas sering dilakukan setelah sistem berjalan untuk
beberapa waktu. Manajemen membutuhkan hasil audit evektifitas untuk mengambil
keputusan apakah sistem terus dijalankan atau dihentikan sementara untuk proses
modifikasi.
- Objek Efisiensi Sistem (System Efficiency Objectives) Efisiensi SI dilakukan dengan cara menggunakan sumber daya minimum untuk
menyelesaikan suatu tujuan objek. Variasi sumber daya terdiri dari mesin,
waktu, peripheral, S/W sistem dan pekerja. Tujuan dari perlindungan aset , integritas data, efektifitas sistem dan efisiensi
sistem dapat dicapat dengan baik jika manajemen organisasi meningkatkan sistem
pengendalian internalnya.
Tahapan Audit Sistem Informasi :
Tahap Pemeriksaan Pendahuluan / Perencanaan
Sebelum auditor menentukan sifat dan luas pengujian yang harus
dilakukan, auditor harus memahami bisnis auditi (kebijakan, struktur
organisasi, dan praktik yang dilakukan). Setelah itu, analisis risiko audit
merupakan bagian yang sangat penting. Ini meliputi review atas pengendalian
intern. Dalam tahap ini, auditor juga mengidentifikasi aplikasi yang penting
dan berusaha untuk memahami pengendalian terhadap transaksi yang diproses oleh
aplikasi tersebut. Pada tahap ini pula auditor dapat memutuskan apakah audit
dapat diteruskan atau mengundurkan diri dari penugasan audit.
Tahapan Pemeriksaan Rinci / Pemeriksaan
Pada tahap ini
auditnya berupaya mendapatkan informasi lebih mendalam untuk memahami
pengendalian yang
diterapkan dalam sistem komputer klien. Auditor harus dapat memperkirakan bahwa
hasil audit pada akhirnya harus dapat dijadikan sebagai dasar untuk menilai
apakah struktur pengendalian intern yang diterapkan dapat dipercaya
atau tidak. Kuat atau tidaknya pengendalian tersebut akan menjadi dasar bagi
auditor dalam menentukan langkah selanjutnya.
Tahap Pengejujian Kesesuaian / Pelaporan
Dalam tahap ini, dilakukan pemeriksaan secara terinci saldo akun dan
transaksi. Informasi yang digunakan berada dalam file data yang biasanya harus
diambil menggunakan softwere CAATTs. Pendekatan basis data menggunakan CAATTs
dan pengujian substantif untuk memeriksa integritas data. Dengan kata lain,
CAATTs digunakan untuk mengambil data untuk mengetahui integritas dan keandalan
data itu sendiri.
Tahap Pengujian Kebenaran Bukti / Tindak Lanjut
Tujuan pada tahap pengujian kebenaran bukti adalah untuk mendapatkan
bukti yang cukup kompeten. Pada tahap ini, pengujian yang dilakukan adalah
(Davis at.all.1981) :
- Mengidentifikasi kesalahan dalam pemrosesan data.
- Manilai kualitas data.
- Mengidentifikasi kekonsistenan data.
- Membandingkan data dengan perhitungan fisik.
- Konfirmasi data dengan sumber-sumber dari luar perusahaan.
Pengumpulan Data :
Survei
Survei pendahuluan dalam audit internal adalah suatu cara yang digunakan
untuk dapat mengetahui kerumitan operasi yang diaudit pada saat audit mulai
dilakukan, sebagaimana yang kemudian mereka ketahui pada saat audit telah
selesai. Secara sederhana survey pendahuluan dapat dipahami sebagai kegiatan
yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai objek tertentu tanpa
melakukan verifikasi secara rinci.
Interview
Pengambilan data melalui wawancara / secara lisan langsung dengan sumber
datanya, baik melalui tatap muka atau lewat telephone, teleconference. Jawaban
responden direkam dan dirangkum sendiri oleh peneliti.
Observasi & New Dokumentasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya
mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket ) namun juga dapat
digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi).
Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang
tidak terlalu besar.
Referensi :