Nama : Fetra Suseno
NPM : 14114189
Kelas : 4KA39
Pengertian
Audit Sistem Informasi
Audit
Sistem Informasi (Informatin System Audit) atau EDP Audit (Electronic Data
Processing Audit) atau computer audit
adalah proses pengumpulan data dan pengevaluasian bukti-bukti untuk
menentukan apakah suatu sistem aplikasi komputerisasi telah menetapkan dan menerapkan
sistem pengendalian internal yang memadai, semua aktiva dilindungi dengan baik
atau disalahgunakan serta terjaminnya integritas data, keandalan serta
efektifitas dan efesiensi penyelenggaraan sistem informasi berbasis komputer
(Ron Weber 1999:10).
Tujuan
Audit Sistem Informasi
Tujuan
audit sistem informasi menurut Ron Weber (1999:11-13) secara garis besar
terbagi menjadi empat tahap, yaitu :
a.
Pengamanan Aset
Aset
informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), sumber daya manusia, file data harus dijaga oleh suatu sistem
pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan aset
perusahaan. Dengan demikian sistem pengamanan aset merupakan suatu hal yang
sangat penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
b.
Menjaga integritas data
Integritas
data (data integrity) adalah salah satu konsep dasar sistem inforamasi. Data
memiliki atribut-atribut tertentu seperti: kelengkapan, keberanaran, dan
keakuratan. Jika integritas data tidak terpalihara, maka suatu perusahaan tidak
akan lagi memilki hasil atau laporan yang benar bahkan perusahaan dapat
menderita kerugian.
c.
Efektifitas Sistem
Efektifitas
sistem informasi perusahaan melikiki peranan pentigndalam proses pemgambilan
keputusan. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif bila sistem informasi
tersebut telah sesuai dengan kebutuhan user.
d.
Efisiensi Sistem
Efisiensi
menjadi hal yang sangat penting ketika suatu komputer tidak lagi memilki
kapasitas yang memadai atau harus mengevaluasi apakah efisiensi sistem masih
memadai atau harus menambah sumber daya, karena suatu sistem dapat dikatakan
efisien jika sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user dengan sumber daya
informasi yang minimal.
e.
Ekonomis
Ekonomis
mencerminkan kalkulasi untuk rugi ekonomi (cost/benefit) yang lebih bersifat
kuantifikasi nilai moneter (uang). Efisiensi berarti sumber daya minimum untuk
mencapai hasil maksimal. Sedangkan ekonomis lebih bersifat pertimbangan
ekonomi.
Pengendalian
Umum Audit Sistem Informasi
Pengendalian
umum pada perusahaan dilakukan terhadap aspek fisikal maupun logikal. Aspek
fisikal dilakukan terhadap aset-aset fisik perusahaan, sedangkan aspek logikal
terhadap sistem informasi di level manajemen (misal: sistem operasi).
Pengendalian umum sendiri digolongkan menjadi beberapa, diantaranya :
a) Pengendalian organisasi dan otorisasi.
Yang
dimaksud dengan pengendalian organisasi adalah secara umum terdapat pemisahan
tugas dan jabatan antara pengguna sistem (operasi) dan administrator sistem
(operasi). Dan juga dapat dilihat bahwa pengguna hanya dapat mengakses sistem
apabila memang telah diotorisasi oleh administrator.
b) Pengendalian operasi.
Operasi
sistem informasi dalam perusahaan juga perlu pengendalian untuk memastikan
sistem informasi tersebut dapat beroperasi dengan baik selayaknya sesuai yang
diharapkan.
c) Pengendalian perubahan.
Perubahan-perubahan
yang dilakukan terhadap sistem informasi harus dikendalikan, termasuk
pengendalian versi dari sistem informasi tersebut, catatan perubahan versi,
serta manajemen perubahan atas diimplementasikannya sebuah sistem informasi.
d) Pengendalian akses fisikal dan logikal.
Pengendalian
akses fisikal berkaitan dengan akses secara fisik terhadap fasilitas-fasilitas
sistem informasi suatu perusahaan, sedangkan akses logikal berkaitan dengan
pengelolaan akses terhadap sistem operasi sistem tersebut (misal: windows).
Pengendalian
Aplikasi
Pengendalian
aplikasi adalah prosedur-prosedur pengendalian yang didisain oleh manajemen
organisasi untuk meminimalkan resiko terhadap aplikasi yang diterapkan
perusahaan agar proses bisnisnya dapat berjalan dengan baik.
Unsur-Unsur
Pengendalian Informasi :
a. Pengendalian Organisasi dan Akses
Aplikasi
Pada pengendalian organisasi, hampir sama dengan
pengendalian umum organisasi, namun lebih terfokus pada aplikasi yang
diterapkan perusahaan. Siapa pemilik aplikasi, tugas administrator, pengguna,
hingga pengembangan aplikasi tersebut.
Untuk pengendalian akses, terpusat hanya pada
pengendalian logika saja untuk menghindari akses tidak terotorisasi. Selain itu
juga terdapat pengendalian role based menu dibalik pengendalian akses logika,
dimana hanya pengguna tertentu saja yang mampu mengakses menu yang telah
ditunjuk oleh administrator. Hal ini berkaitan erat dengan kebijakan TI dan
prosedur perusahaan berkaitan dengan nama pengguna dan sandi nya.
b. Pengendalian Input
Pengendalian
input memastikan data-data yang dimasukkan ke dalam sistem telah tervalidasi,
akurat, dan terverifikasi.
c. Pengendalian Proses
Pengendalian
proses biasanya terbagi menjadi dua tahapan, yaitu (1) tahapan transaksi,
dimana proses terjadi pada berkas-berkas transaksi baik yang sementara maupun
yang permanen dan (2) tahapan database, proses yang dilakukan pada
berkas-berkas master.
d. Pengendalian Output
Pada
pengendalian ini dilakukan beberapa pengecekan baik secara otomatis maupun
manual (kasat mata) jika output yang dihasilkan juga kasat mata.
e. Pengendalian Berkas Master
Pada
pengendalian ini harus terjadi integritas referensial pada data, sehingga tidak
akan diketemukan anomali-anomali, seperti :
Anomaly
penambahan
Anomaly
penghapusan
Anomaly
pemuktahiran/pembaruan
Fungsi
Internal Auditor
Pada mulanya internal auditor dalam suatu perusahaan
mempunyai fungsi yang terbatas, yaitu mengadakan pengawasan atas pembukuan,
namun sejalan dengan meningkatnya sistem informasi akuntansi, aktivitas
internal auditor tidak lagi berputar pada pengawasan pembukuan semata-mata.
Akan tetapi mencakup pemeriksaan dan evaluasi
terhadap kecukupan dan efektivitas sistem organisasi, sistem internal control
dan kualitas kertas kerja manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab yang
dibebankan kepadanya.
Fungsi internal auditor yang dikemukakan oleh Holmes dan Overmayer yang menggolongkan secara terperinci
- Menentukan baik tidaknya internal control dengan memperhatikan pemeriksaan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah dilaksanakan.
- Bertanggung jawab dalam menentukan apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana policy dan prosedur yang telah ditetapkan sampai nilai apakah hal tersebut telah diperbaiki atau tidak,
- Menverifikasi adanya keuntungan kekayaan atau asset termasuk mencegah dan menentukan penyelesaian.
- Menverifikasikan dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem akuntansi dan pelaporan.
- Melaporkan secara objektif apa yang diketahui kepada manajemen disertai rekomendasi perbaikan
Pendapat lain tentang fungsi pemeriksaan adalah menurut General Accounting Officer yang diterjemahkan oleh Sumardjo Tjitrosidojo adalah sebagai berikut:
- Menemukan berbagai situasi untuk meniadakan pemborosan dan daya guna yang tidak baik
- Menyarankan perbaikan dalam bidang kebijaksanaan prosedur dan struktur organisasi.
- Menciptakan alat penguji terhadap hasil pekerjaan para individu dan berbagai unit organisasi
- Mengawasi ketaatan pada syarat-syarat yang telah ditentukan oleh anggaran dasar dan undang-undang.
- Mencek akan adanya tindakan-tindakan yang tidak atau belum disetujui, penyelewengan dan tidak wajar secara lain
- Mengidentifikasikan tempat-tempat yang mengandung kemungkinan timbulnya kesulitan kegiatan masa depan.
- Menciptakan saluran komunikasi antara berbagai tingkatan dan pimpinan tertinggi.
Sumber
- http://www.kajianpustaka.com/2014/02/audit-sistem-informasi.html
- http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/07/17/audit-sia-pengendalian-umum-dan-pengendalian-aplikasi/
- http://referensiakuntansi.blogspot.co.id/2012/11/fungsi-internal-auditor.html